Biasanya sasaran pembully-an adalah anak-anak yang cenderung sendiri atau jarang memiliki teman. Pembully-an biasanya dilakukan oleh kelompok senior yang merasa paling "berpengalaman" sedangkan korbannya merupakan seorang penyendiri. Saya jamin juga pelaku gak berani melakukan sendiri. Yang parahnya lagi, banyak korban tidak melaporkan kepada orang yang dipercaya karena diancam pelaku. Itu yang membuat penanganan kasus terhambat. Oleh karena itu saya sarankan agar dapat mencari teman yang setia yang bisa dipercaya sebagai tempat curhat.
Beralih dari masalah pembullyan menuju percintaan. Banyak remaja sekarang yang sudah mulai berpacaran. Itu tidak ada masalah sama sekali. Karena memang manusia ditakdirkan untuk memiliki pasangan. Asalkan masih dalam taraf normal saja. Yang menjadi perhatian di sini adalah kelakuan remaja yang menyimpang dari norma perilaku. Banyak yang modus dengan 'menyentuh' pasangannya. Banyak orang yang bertanya, apakah boleh memeluk atau merangkul dan sebagainya. Boleh. Pasti semua orang terkejut dengan tulisan saya tadi. Memang boleh, tetapi apakah itu benar atau salah. Banyak yang suka berduaan di tempat sepi, disudut ruangan, di kamar berdua dan lain-lain. Perlu adanya pembatasan dalam berpacaran. Karena, kalau kita sayang kepada pasangan kita, kita tidak akan berani melukai atau menodai dirinya. Tidak akan rela menyakiti. Banyak yang berpacaran hanya untuk 'menjamah'. Remaja itu masih labil sehingga sulit berkomitmen. Makanya sekarang banyak anak remaja yang galau akibat pasangannya tidak setia. Seharusnya kalau kita sayang pada seseorang, kita harus merelakan orang itu pergi dengan orang lain asal orang yang kita cintai bahagia dengan orang tersebut.
Beralih dari masalah berpacaran yang normal, kembali ke kebiasaan.Banyak kebiasaan buruk yang masih saja dilakukan. Kita mulai dari pornografi. Kecanduan bahkan ketergantungan akan hal-hal berbau porno adalah karena ajakan teman atau lingkungan. Dengan rendahnya pendirian, ia menjadi terhasut. Dan ingin melakukan hal yang sama dan mempengaruhi teman lain. Ingat, apapun apabila sudah terlanjur masuk dan menjadi kebiasaan bahkan ketergantungan, akan sulit keluar dari hal tersebut. Yang kedua adalah kebiasaan melakukan tindak kriminal. Kriminal di sini maksudnya adalah banyaknya tawuran. Tawuran antar pelajar sering terjadi. Emosi yang belum stabil dan masih mudah tersulut api amarah, membuat masalah yang kecil bisa berakhir dengan kekerasan. Saran saya adalah untuk saling menghormati satu sama lain dengan tidak membuat orang lain marah dan tidak mudah marah dan belajar memaafkan. Ketiga adalah kebiasaan menggunakan narkoba. Memang ironis. Banyak yang melakukan transaksi narkoba di toilet-toilet sekolah. Memang bisa dianggap berlebihan kalau saya mengatakan ini. Banyak yang tertangkap karena menggunakan napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif). Selain itu adalah meminum-minuman keras. Miras sangat berbahaya bagi kesehatan. Kadar alkohol yang tinggi dapat menimbulkan komplikasi kesehatan terutama di hati. Dan membuat peminum menjadi hilang kendali. Remaja banyak yang suka berkumpul di klub atau warung-warung pinggir jalan dan mengkonsumsi miras. Meminum miras adalah kejahatan. Kenapa? karena apabila kita mengambil minuman keras yang notabene adalah minuman setan, nanti setan minum apa? (Lucu? Gak lucu ya udah). Terakhir adalah bolos sekolah. Banyak siswa yang bolos sekolah karena ingin berkumpul dan melakukan kebiasaan-kebiasaan diatas tadi. Selain itu, banyak siswa yang 'cabut' karena ingin pergi ke warnet. Pergi ke warnet untuk mengerjakan tugas tidak masalah. Yang menjadi masalah adalah merek bermain game online saat jam sekolah. Hiburan disela-sela belajar baik, namun harus tau waktu. Banyak juga yang menggunakan kata-kata kasar karena kesal dan berakhir dengan kekerasan (terlalu lebay).
Penggunaan kata-kata yang kasar juga merupakan kebiasaan remaja. Kalau lagi kesel tuh, orang biasanya isi kebun binatang keluar semua itu. Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai Ejaan Yang Disempurnakan atau EYD, sudah mulai jarang digunakan. Remaja menggunakan EYD hanya saat diberi tugas menulis karya tulis atau tugas Bahasa Indonesia karena biasanya guru Bahasa Indonesia teliti sekali dalam penggunaan kata-kata, singkatan, dan tanda baca.
Remaja jarang yang ingin melestarikan budaya nasional bangsa sendiri. Lebih memilih menggunakan tradisi barat yang cenderung menyimpang dari norma budaya kita. Budaya pakaian dan tarian tradisional tidak kalah baik dengan budaya asing karena banyak budaya kita yang sudah go international dan mendapat pengakuan dunia internasional dari UNESCO. Kita juga jarang belajar sejarah latar belakang bangsa kita. Mau kita dipanggil sebagai generasi yang tidak peduli budaya sendiri. Kita harus bangga akan bangsa kita, Berdikari, berdiri diatas kaki sendiri. Kita harus berprestasi dan mampu sedapat mungkin melakukan semua hal sendiri dan mengurangi ketergantungan. Kita harus berprestasi dan membuktikan kalau pelajar dan pemuda Indonesia mampu bersaing di kancah internasional dan tak kalah dari negara lain.
Kemalasan adalah masalah remaja yang paling sering terjadi dan sulit dihilangkan. Seperti penyakit yang mewabah, dengan mudahnya orang lain ikut menjadi malas. Malas bisa dengan tidak mengerjakan tugas pekerjaan rumah atau malas ke sekolah. Tugas portofolio sehabis studi wisata juga menjadi momok tersendiri di kalangan pelajar. Banyak upaya yang dilakukan guru untuk menghilangkan kebiasaan malas mengerjakan PR dengan mengingatkan karena kebanyakan alasan adalah lupa. Bahkan guru juga menunjuk siswa untuk membacakan agenda agar semua orang tidak memiliki alasan tidak mengerjakan tugas. Semua siswa harus bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing.
Menurut saya generasi sekarang banyak mengalami penurunan moral karena pengaruh lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, apabila ingin generasi kita menjadi lebih baik dan produktif, perlu adanya pengawasan oleh orang tua dan guru di rumah, masayarakat dan sekolah. Karena dengan menghindari hal-hal buruk diatas kita secara tidak langsung ikut dalam mengharumkan nama bangsa dan membela bangsa. Terima Kasih. Salam Pemuda.
Penulis: Rendy Reynaldi
Editor: Rendy Reynaldi
Sumber: reliableinformationblog.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar